Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Kamis, 07 November 2019

Sejumlah Pemuda Desa Bulutengger Menyisihkan Biaya Rokok Sehari-hari Demi Mewujudkan Pendidikan Gratis di Yayasan Assyuro

Lamongan, SNN.com - Tidak ingin anak-anak desa tergerus perkembangan jaman di era globalisasi, sejumlah pemuda desa yang tergabung dalam Yayasan Assyuro mendirikan sekolah informal di desanya tanpa menarik biaya pendidikan.

Langkah positif sebagai bentuk kepedulian para pemuda di Desa Bulutengger Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur untuk menghidupkan kembali Yayasan Assyuro yang telah lama mati suri ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat desa setempat,  sarana pendidikan berupa sekolah bimbingan belajar gratis yang diperuntukkan anak-anak usia TK/ PAUD dan Sekolah Dasar sebagai cara membantu meningkatkan belajar anak-anak diluar sekolah formal mereka sehari-hari.

Menurut Sapuan selaku Pembina Yayasan Assyuro, bahwa  Yayasan Assyuro sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1968, namun masih belum mendapat legalitas dari pemerintah, dan baru dapat legalitas (14/03) tahun ini.

“motivasi terbentuknya Yayasan Assyuro ini karena kami melihat bahwasannya nanti di era globalisasi dan menuju masyarakat ekonomi Eropa yang semua memakai bahasa Inggris, dan bahasa Inggris itu sudah merupakan bahasa internasional, kami dari yayasan merasa kasihan dengan anak-anak, jangan sampai anaka-anak generasi mendatang tersingkir dari alam globalisasi ini”Ungkap Sapuan kepada awak media Sorotnuswantoronews, minggu (03/11/2019)

 “untuk anak-anak mengambil kurrikulum internasional yang pada saat ini yang diajarkan pengenalan diri, Kata-kata benda, warna dan juga uang-uangan, dan tujuan kami agar anak-anak bisa berkomunikasi bahasa inggris” jelasnya.

Sapuan, Pembina Yayasan Assyuro

Sapuan mengatakan bahwa tenaga pengajar dari bimbingan belajar ILF Lamongan untuk jenjang Sekolah Dasar, sedangkan untuk pengajar TK PAUD diambilkan dari warga sendiri atau anggota yayasan sendiri. Pada kesempatan ini Sapuan menjelaskan anak didik di sekolah ini semuanya berjumlah 56, untuk kelas SD sekitar 38 anak dan sisanya anak TK PAUD, kegiatan bimbingan belajar ini hanya dilakukan pada hari libur sekolah dasar pada umumnya , yaitu setiap hari sabtu dan minggu.

“yang belajar disini bukan hanya dari Desa Bulutengger juga ada yang dari Kecamatan Pucuk, misalnya dari Desa Buluharjo dan Desa Waru Wetan, dan kami harapkan juga nanti siapa daja yang mau belajar di Yayasan Assyuro bisa diterima belajar bahasa inggris di Yayasan Assyuro, Insyaa Allah nanti juga kami merencanakan bukan hanya Bahasa Inggris, namun ada matematika Smart Solution dan bahasa Mandarin juga Bahasa Arab” ujarnya.

Sapuan mengaku sejauh ini yayasan tidak menarik biaya, sekalipun kita menyelenggarakan ini jujur membutuhkan biaya yang tidak sedikit, untuk operasional dan sebagainya, namun insyaa Allah kita tidak menarik dari orang tua siswa ataupun siswa bimbel itu sendiri

“untuk Pendanaan kami mengumpulkan dari anggota kami yang beraneka macam latar belakang, ada yang kuli batu, ada yang pedagang kaki lima, ada yang sebagai pengusaha toko dan lain sebagainya, dan anak-anak konsisten untuk menyisihkan, jika sehari mereka habis 3 bungkus rokok, maka saat ini menghabiskan 2 bungkus rokok untuk disisihkan sebagai biaya yayasan” tukasnya.

“Untuk jangka panjang sesuai dengan fungsi yayasan untuk merubah mindset lingkungan itu sendiri, disini akan kami dirikan Pondok Pesantren juga Sekolah Formal”tambahnya.


Sedangkan menurut Imam Bukhori, pengajar jenjang SD menyatakan bahwa selama dirinya mengajar di sekolah ini kesannya baik, anak-anaknya antusias dalam belajar.

“kesulitan karenaa ini anaknya satu kelas itu campur-campur, heterogen, ada yang kelas satu, kelas dua, kelas tiga jadi ada gapnya, ada yang bagus-bagus semua, ada yang daya tangkapnya rendah, ada yang biasa saja, jadi harus bena-benar bisa mengetahui anak ini agaka telaat, tangkapnya agak lama jadi harus sabar, jadi kesulitannya mungkin dari anak tadi dari beberapa tingkatan yang berbeda” jelasnya.

“selain menambah ilmu, juga kan disini gratis, gak pake biaya, gurunya juga dari Lamongan, yang sudah berpengalaman, profesional, baguslah buat anak-anak” ungkap salah seorang wali siswa dari desa setempat.

Reporter : Ida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"