Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Rabu, 22 Juli 2020

Gelaran Perti Bumi Di Masa Pandemi Tak Menghilangkan Nilai Tradisi

Gunungkidul, SNN.com - Adat tradisi sebagai bentuk kearifan lokal di masa kini masih membumi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,tepatnya di Padukuhan Dayaan dua, Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, gelaran budaya tradisi pertibumi yang sering di sebut di kalangan masyarakat umum dengan nama Rosulan bertempat di Balai Padukuhan Dayaan dua, Rabu (22/07/2020).

Perti bumi merupakan bentuk kearifan lokal yang masih melekat di masyarakat, acara tersebut sudah ratusan tahun turun temurun dari nenek moyang terdahulu sebagai bentuk syukur terhadap TUHAN sang pencipta alam semesta dan wujud syukur para petani yang di beri panen melimpah dari hasil pertanian tersebut,

Manusia sebagai makhluk yang sempurna yang di berikan dari Sang Pencipta agar bisa menggunakan kesempurnaan tersebut sebagai rasa ( olah rasa ), dalam bahasa jawa,

Maka ketika gelaran budaya pertibumi di laksanakan sebagai bentuk rasa syukur para petani terhadap sang Pencipta juga alam semesta,di mana ketika alam, atau bumi sebagai tempat kehidupan manusia dan juga sebagai sumber pangan bagi semua maklhuk di alam semesta sudah seharusnya umat manusia menggunakan rasa ( roh - rohing rasa ) dalam bahasa jawa,agar mengingat sumber - sumber kehidupan, termasuk bumi sebagai tempat sumber pangan bagi kehidupan.

Tak hayal jika gelaran budaya pertibumi atau rosulan ini di adakan setiap tahunya selepas musim panen, sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang di dapatkan juga sebagai ungkapan kegembiraanya atas kemurahan sang Pencipta dan alam di mana mereka menanam batang kayu kemudian dalam kurun waktu beberapa bulan mereka panen bijinya yaitu berupa ubi kayu ( ketela ) dalam bahasa jawa.

Alangkah sempurnanya manusia yang bisa menerapkan sifat - sifat alam tersebut, di sisi lain dalam gelaran pertibumi tersebut agar umat manusia bisa mencontoh sifat - sifat bumi, yang selalu welas asih terhadap umat yang menempati.

Hadir dalam gelaran tersebut Panewu Anom dari Kapanewon Tanjungsari, Lurah Kaluran Kemiri, Babinsa dan Babin kantibmas, dalam kesempatan tersebut Dukuh Padukuhan Dayaan dua Mungkas Mulyo menyampaikan kepada media " Untuk prosesi pertibumi kali ini kita adakan secara climen dengan mengikuti petunjuk protokol kesehatan agar semuanya berjalan, masyarakat kami bisa melaksanakan gelaran ini tanpa melanggar petunjuk, kalau tidak masa pandemi biasanya malam harinya kita selalu mengadakan pagelaran wayang kulit, tapi kali ini tidak,ini benar - benar di kemas sesederhana mungkin," Jelas Mungkas.

Reporter : Supriyanto
Editor      : Mas Pay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"