Kapolres Bojonegoro AKBP Muchamad Budi Hendrawan menyampaikan, kekerasan terhadap anak itu ada beberapa bentuk, di antaranya, kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi.
Di Bojonegoro sendiri lanjutnya yang paling banyak adalah kekerasan seksual. Diharapkan setelah ini secara bersama-sama untuk mencegah dan mengedukasi masyarakat terhadap kekerasan terhadap anak-anak di Bojonegoro, terutama kekerasan seksual terhadap anak.
"Anak harus dilindungi karena anak dianggap belum cakap. Dan kekerasan seksual bisa mengganggu perkembangan psikologis anak juga mengganggu masa depan anak tersebut," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Hj. Anna Mu'awanah menyebutkan, ini merupakan momentum bagi semua untuk mengurangi angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Bojonegoro.
Diharapkan ada hukuman yang semaksimal mungkin untuk pelaku kekerasan terhadap anak, baik kekerasan fisik maupun seksual. Karena anak yang dikandung, dilahirkan, dibesarkan, dilindungi dan dididik dihancurkan masa depannya.
"Diharapkan hukum terhadap perlindungan kepada anak dapat diambil secara maksimal agar ada efek jera bagi pelakunya," tuturnya.
Bupati menambahkan, anak-anak juga harus dilindungi secara mentalitas karena belum cakap. Maka dari itu pemkab meminta didukung dan kerjasamanya, tidak hanya Pemerintah dan jajaran Forpimda namun juga dari masyarakat sendiri untuk menjaga anak sendiri maupun anak dalam lingkungan. Agar angka kekerasan terhadap anak ini bisa dikurangi.
Acara penandatangan komitmen bersama itu juga dihadiri segenap jajaran Forkopimda Kabupaten Bojonegoro, Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Dinas P3AKB, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.
Repoter : Nastain
Editor : Wafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar