Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA


Minggu, 05 Juli 2020

Pembangunan Agrowisata Kelengkeng Mendapat Penolakan dari Warga Nglebeng, Margorejo

Sleman, SNN.com - Pembangunan Agro Wisata wilayah padukuhan Nglebeng Margorejo Tempel Sleman D. I. Yogjakarta mendapat tanggapan kurang baik bahkan ada penolakan.

Padukuhan dengan lahan pertanian yang subur sebagian tanaman padi mulai menguning, palawija, pohon buah salak dan tanaman lainya serta kolam-kolam ikan sebagai sebagian mata pencaharian warganya, suasana damai, rasa persaudaraan, tegur sapa, saling tolong menolong, bergotong royong bersama merupakan ciri has masyarakat petani pada umumnya namun kira-kira bulan Desember tahun 2019  rasa damai aman tentram itu mulai terganggu terusik.

Dapat diperoleh informasi di lapangan saat awak media SNN.com bersama dengan Lembaga Investigasi Negara  melakukan investigasi dapat diperoleh informasi bahwa, semua ini berubah ketika terjadi pengukuran tanah pemetaan menurut desas-desus isu yang berkembang dimasyarakat akan masuk investor dari luar melalui perangkat Desa Margorejo Tempel Sleman yang melibatkan kepala Dukuh Nglebeng akan ada Pembangunan Argowisata Pohon Kelengkeng di tanah kas desa dan tanah palungguh seluas kurang lebih 10h dengan cara sewa oleh infestor luar dalam jangka waktu sewa 30 tahun. Inilah yang membuat resah bukan hanya dirasa oleh petani penggarap namun warga lainya.


Bahkan lebih terlihat lagi  saat memasuki Dusun Nglebeng suasana mencekam dapat dirasakan pemasangan sepanduk penolakan Pembangunan Argowisata Pohon Buah Kelengkeng menyambut pintu gerbang masuk padukuhan tertulis mencolok PETANI PAHLAWAN NEGERI YANG DIGUSUR DITANAH SENDIRI, PETANI OJO DIAPUSI, AKU TAK PERNAH MATI UNTUK KEADILAN, APABILA USUL DITOLAK TANPA DITINBANG HANYA ADA SATU KATA LAWAN!!!! dan masih banyak lagi tulisan-tulisan kegelisahan rasa kecewa kemudian masuk ke dalam wilayah semakin banyak spanduk-spanduk ungkapan penolakan.

berdasarkan pantauan dilapangan ada sebuah rumah yang bersih asri, Alfian pemuda cerdas yang peduli masa depan pedukuhanya beserta puluhan pemuda berkumpul kemudian semakin siang berdatangan lagi pemuda dan orang tua hingga kira-kira ada tiga puluhan berkumpul dirumah yang di tuakan.

Agus Budi Kuncoro dalam keteranganya menjelaskan bahwa " sekitar bulan Desember 2019 telah terjadi pengukuran lahan tanah Kas Desa dan palungguh hingga berkembang isu tanah tersebut akan dibangun Argowisata Tanaman Buah Pohon Kelengkeng. Hingga awal Juni 2020 saat wabah covid19 dipanggilah petani penggarap sewa bukan untuk musyawarah tapi sifatnya pemberitahuan anehnya lagi warga lain tanpa dilibatkan apalagi sosialisasi.


Dukuh Nglebeng bahkan bilang setuju atau tidak setuju warga pembangunan akan tetap dilakukan, dengan alasan kesejahteraan bukan hanya warga pedukuhan Nglebeng tapi untuk seluruh warga desa Margorejo, itu biasa alasan klise dengan janji-janji manis warga akan dipekerjakan dilibatkan kami tidak percaya itu karena kami trauma dulu pernah ada pabrik didaerah kami nyatanya warga tak dilibatkan hingga akhirnya pabrik itu tutup dan kini kami menolak bukan hanya hasil pertanian yang terampas namun rusaknya ekosistem, hilangnya nilai-kearifan lokal apalagi katanya kontrak sewa hingga 30 tahun kedepan lalu anak cucu kami dapat apa, "jelasnya.

Ayong warga tetangga Pedukuhan Ngamboh juga menambahkan,  bahwa pembangunan Argowisata juga menggusur tanah warga yang katanya untuk jalan masuk lokasi wisata saya sebagai warga pedukuhan tetangga turut serta menolak mengingat karena kami juga pasti kena dampak negatifnya, apalagi saya tak percaya Track record Pamong Desa tak bisa dipercaya salah satunya tentang tanah tukar guling yang gak jelas,
"pungkasnya.

Penolakan Pembangunan Argowisata Tanaman Buah Pohon Kelengkeng juga dilakukan oleh pemuda baik dengan cara melalui sosial media maupun lewat tulisan-tulisan spanduk bernada mengecam di kampungnya.

Reporter : Ahmad Dalban
Editor      : Mas Pay

3 komentar:

  1. Sedikit menambahkan
    Saya sebagai warga Nglebeng, pemuda khususnya mempunyai aspirasi penolakan memang benar kami wujudkan dalam bentuk penulisan dibanner² yg ada disebagian jalan Nglebeng. Karena kami anggap dimana lagi sarana yg harus kami tuangi aspirasi jika sosialisasi saja tidak ada, dan tau² proyek sudah berjalan. Jika memang untuk kesejahteraan masyarakat, kenapa dari awal proyek tidak ada sosialisasi dengan warga sekitar terutama warga Nglebeng? Kami, saya khususnya menolak karena memikirkan akibat jangka panjangnya bukan karena iming² demi kesejahteraan yg sudah dibilang dan karena sudah ada contohnya proyek PT yg sudah berjalan dan kami anggap tidak ada untungnya bagi warga nglebeng padahal sebagian besar tanah yg digunakan adalah tanah warga nglebeng yg dulu diiming²i bisa bekerja disana, tapi kenyataannya?. Kalau memang ingin menggantikan komoditas salak kenapa tidak sosialisasi dengan pemilik lahan yg sekarang menanam salak saja dengan bentuk kerjasama yg transparansi dengan warga itu sendiri. Kenapa harus kas desa yg sebagian besar itu digunakan untuk bercocok tanam warga yg benar² bergantung dengan hasil tani dan memang tidak punya lahan lain. Kalau memang penyerapan tenaga kerja, bagaimana dengan warga yg SDM nya tidak memenuhi kriteria dari PT sebagai pengembang, apa kami harus diam?

    BalasHapus
  2. Menambahkan sedikit alasan penolakan Pembangunan proyek tersebut jelas akan menimbulkan masalah irigasi terutama untuk petani di kawasan daerah selatan.

    . Pembangunan akan menimbulkan masalah ekosistem akibat perusakan lahan terlebih tanah yang dibangun agrowisata tidak seluruhnya ditanami klengkeng tetapi juga bangunan-bangunan lain.

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas segala upaya penolakan pembangunan agrowisata petik buah kelengkeng di atas tanah kas desa yg berlokasi di nglebeng dan ngamboh...dibalik semua ini ada hikmah yg bisa kami ambil...bagaikan sebuah kesulitan pasti dihimpit 2 kemudahan
    Kemudahan pertama...adalah kami diberi keleluasaan utk berbudidaya tanam kelengkeng sebanyak mungkin...
    Alhamdulillah populasi di ngamboh dan nglebeng sdh mencapai 1300 batang pohon yg tersebar di 15 lokasi...terdiri dari hampir belasan petani kelengkeng mandiri..
    Dan bulan desember 2021 mendatang kami sdh bisa panen perdana....meskipun sekitar 100 batang pohon..
    Ternyata tanam kelengkeng itu mudah .
    Tidak perlu tungggu waktu 5 tahun
    Cukup setahun atau 2 tahun sdh mulai berbuah...

    BalasHapus

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"