Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Kamis, 14 Januari 2021

Sungai Bengawan Njero Meluap, Masyarakat Desa Putat Kumpul Bersuara


Lamongan, SNN.com - Sejumlah element masyarakat terdampak banjir Bengawan Njero, desa Putat Kumpul Kecamatan Turi beserta aliansi mahasiswa yang tergabung dalam PMII UNISDA dan UNISLA menggelar aksi unjuk rasa gedung DPRD dan Pemerintah Kabupaten Lamongan Jawa Timur, Rabu ( 13/01/2021).

Banjir yang disebabkan luapan air sungai Bengawan Njero semakin tinggi, selama hampir 3 bulan telah merendam infrastruktur jalan poros, berbagai fasilitas umum, rumah warga beserta lahan persawahan dan tambak para petani di wilayah yang dilalui sungai Bengawan Njero, sehingga masyarakat terisolir tidak bisa bekerja dan berakibat kerugian besar pada perekonomian mereka, mereka menganggap Pemerintah Kabupaten Lamongan telah gagal dalam mengatasi banjir tahunan.

"Orang-orang tidak bisa keluar kerja, kendaraan gak bisa keluar semuanya, masyarakat tidak menerima bantuan selama 3 bulan terakhir ini, ikan - ikan tambak banyak yang hilang, pupuk mahal tidak ada sama sekali, jadi kita tidak ada kerjaan," keluh Sunar salah seorang warga Putat Kumpul.


Dalam aksinya, mereka warga masyarakat Bengawan Njero dan mahasiswa menuntut kepada pemerintah agar segera melaksanakan tugas jangka pendeknya yang berupa memberi bantuan kepada masyarakat terdampak dalam bentuk materiil dan non materiil, normalisasi dalam bentuk pembersihan sungai dari sampah dan enceng gondok, mengoptimalisasikan pompa dan pintu air, mengganti kerugian para petani tambak dalam bentuk asuransi, serta dibuatkan posko penanggulangan banjir di daerah terdampak banjir.

Sementara mereka juga meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengerjaan jangka panjang yaitu peninggian bahu jalan baik yang berada dalam naungan daerah Lamongan maupun Propinsi Jawa Timur, mengoptimalisasi sistem operasi dan pemeliharaan waduk, rawa, embung dan sungai, realisasi satgas banjir yang telah dibentuk serta memfungsikan Tempat Pembuangan Sementara dan Tempat Pembuangan Akhir secara masif

Pada kesempatan ini ketua DPRD Kabupaten Lamongan Abdul Ghofur mengatakan bahwa Pemkab Lamongan tidak diam, sudah cari solusi bagaimana caranya debit air ini bisa cepat turun, dan sudah ada petugas-petugas yang turun dari pemda Lamongan, terutama dinas pengairan.

"Jangan menyalahkan pemkab Lamongan, pemkab Lamongan sejak tahun sebelum-sebelumnya sudah menanggapi, cara menanggulangi agar Kabupaten Lamongan khususnya Bengawan Njero tidak banjir dengan cara normalisasi sungai-sungai kemarin, tapi debit air tahun ini sangat besar, "jelasnya kepada seluruh massa aksi.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air, Muhammad Jufri, bahwa dinas eksekutif tidak diam, tetap ada action.

"eceng gondok kita bersihkan pakai bechoe ambesi ini di Glagah, karena pembuangannya disana, aliran hilirnya disana, jadi untuk memperlancar air pembuangannya disana, pintu-pintu air dari Wangen, Corong, sampai Tambak Ombo daerah Gresik kita buka semua, pompa kita nyalakan semua, kita sudah berusaha semua semampu kita, kita tetap koordinasi dengan pusat, dengan DPR minta bantuan pompa, " jelas Jupri.

"Anggota DPRD juga tidak diam, kemarin dari komisi C memantau kejadian yang ada di titik-titik yang mengalami banjir, mulai dari Glagah, Karangbinangun, sampai Kalitengah dan Turi, " ungkapnya.

Dalam moment yang sama Gus Anshori anggota dewan dari fraksi Gerindra menyampaikan, bahwa dirinya telah memantau dan mengamati ke wilayah bencana banjir di Kecamatan Turi dan Kalitengah.

"Ada 3 hal yang paling penting, pertama bahwa memang ada pendangkalan yang luar biasa di sungai Bengawan Njero, " jelasnya.

Gus Anshori menambahkan bahwa yang Kedua, Lamongan kedepan melalui Perpres Nomor 80 Tahun 2019, ada anggaran sekitar 1.5 Triliun dari pusat yang salah satunya untuk Bengawan Njero. 

"Jadi untuk Bengawan Njero nilainya sekitar 250 untuk meneruskan sungai sudetan di Besur ke timur nanti tembus Dempel ke timur terus sampai Karangwungu, sisanya yang 100 untuk pengerukan sungai, hari ini tahun 2021 baru tahap review design, jadi Bengawan Solo bukan itu bukan kewenangan kita tapi kewenangan pusat, kita sudah koordinasi, "tutur Gus Anshori.

"Kita sudah meminta kepada pemkab untuk membersihkan eceng gondok jadi Pucangro sampai Glagah sekitar 30 kilo dan sudah direspon pemerintah melalui bechoe itu, "terangnya.

Menurut Gus Anshori yang ketiga bahwa memang curah hujan tinggi di Lamongan, debit naik diseluruh waduk di Lamongan melebihi kapasitasnya, dan itu ada datanya semua.

Diakhir aksi unjuk rasa ini, masyarakat menyempatkan melakukan aksi penyegelan di gedung Pemerintah Kabupaten Lamongan.

Reporter : Wafa
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"