Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Rabu, 12 Juni 2019

Usaha Turun Temurun, Tikar Anyaman Pandan Tak Pernah Lekang oleh Waktu

Lamongan, SNN.com - Kerajinan Tikar anyaman pandan memang tak pernah lekang oleh waktu, Saijan (36), warga Dusun Mlurus, Desa Jatipandak, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, mewarisi usaha kerajinan tikar anyaman turun temurun dari leluhurnya.

"Kerajinan turun temurun mbak, juga karena semua warga pengrajin tikar,"Ungkap Saijan kepada awak media saat ditanya alasan memilih usaha tikar anyaman, Rabu (12/06/2019).

Saijan yang sekaligus seorang Kepala Dusun di tempat tinggalnya, baru 7 bulan menekuni usaha tikar pandan anyaman mengikuti jejak ibunya, mbah saki (70) yang sudah menjadi pengrajin tikar anyaman selama puluhan tahun.

Tikar anyaman ini juga merupakan usaha sebagian besar warga Dusun Mlurus di samping mata pencaharian mereka sebagai petani.

Dengan bahan tikar yang mudah di dapat, Saijan mengaku tidak ada kesulitan untuk membuat tikar anyaman ini.


Menurutnya jangka waktu menganyam hingga menjadi lembaran tikar ini tidak memerlukan waktu lama, khususnya bagi ibu-ibu muda lebih cepat mengerjakannya hanya memerlukan waktu satu hari.

Saijan menjadi pengepul hasil kerajinan tikar anyaman ibunya juga menerima tikar hasil anyaman warganya untuk di jual di pedagang lokal saja.

"Bukan saya saja yang jadi pengepul, banyak disini yang jadi pengepul, saya termasuk pengepul baru hanya melayani satu pedagang atau distributor yang ada di Lamongan saja,"ungkapnya

Tikar hasil anyaman pengrajin warga Dusun Mlurus ini dikatakan masih asli belum ada motif, namun memiliki macam-macam model dilihat dari ukurannya.

"Masih asli...karena pengrajin dusun ini belum bisa membuat tikar yang ada motifnya," jelas Saijan.

"Tergantung pesanan, Kalau model tikar saya khusus ada ukurannya tidak untuk tidur, kalau yang lain kan tikar biasa buat tidur, saya hanya melayani pesanan untuk tikar model khusus, untuk tikar model biasa tidak, soalnya pemesan hanya minta yang model khusus, masalahnya orang sudah banyak yang membuat tikar model biasa, sedangkan saya sendiri tidak punya chanelnya untuk menjual tikar biasa," imbuhnya.

Sementara target penjualan tikar tidak terprogram, Saijan mengungkap bahwa dirinya pernah menjual sampai 2000 lembar tikar sebulan.

"Gak pasti, masalahnya kalau di kasih modal pemesan ya bisa kirim banyak, kalau sekarang kan tidak,"ujarnya.

"Cuma masalahnya dari segi modal saja untuk saya yang gak begitu punya, harapan Saya sih ingin meningkatkan harganya seandainya punya modal penuh,"keluh Saijan.

Kendala dari usaha Saijan ini yang utama adalah modal disamping akses dan peningkatan produknya.

"Kalau bisa ya modal terus ditingkatkan produknya tidak cuma tikar tapi juga bisa membuat tas, dompet dan aksesnya bisa sampai di ekspor,"tuturnya


Menurut Saijan menggeluti usaha tikar ini terkadang membutuhkan modal kurang lebih 30 juta setiap bulannya.

"Pernah dipinjami sama pembelinya dulu, kalau sekarang sih semampunya,"tambahnya.

Omset dari penjualan tikar ini bagi pengepul baru seperti Saijan terkadang mencapai 30juta perbulan. Sedangkan untuk pengrajin diperkirakan hanya mencapai 600 ribu perbulan.

Salah satu Dusun yang memiliki potensi untuk dijadikan ikon desa yang mayoritas penduduknya produktif dibidang kerajinan tikar anyaman, Saijan berharap pemkab lebih dalam memberikan sentuhan ataupun perhatian.

"Gak tahu caranya bagaimana agar pemerintah bisa memfasilitasi usaha ini," Ujarnya.

Pembinaan dari instansi terkait kemungkinan akan   di lakukan untuk itu Saijan sebagai seorang Kepala Dusun, berupaya memberikan pembinaan untuk memberdayakan warganya.

"Sudah saya usulkan dalam rencana desa melalui program pemberdayaan," tuturnya.

Reporter : Ida Dwi R
Editor     : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"