Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Rabu, 29 Mei 2019

Rakor Pendamping Desa Kabupaten Lamongan, Pemutakhiran IDM 2019 Untuk Menuju Desa Maju dan Mandiri

Lamongan, sorotnuswantoronews.com - Bertempat di Aula Dinas Pariwisata Lamongan, Rapat Kordinasi (Rakor) Tenaga Pendamping Profesional Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (TP-P3MD) Kabupaten Lamongan tentang pembahasan Indeks Desa Membangun (IDM), Bumdes dan Stunting serta ditutup dengan buka bersama dibulan ramadhan 1440 H, Rabu, (29/05/2019).

Hadir dalam acara mewakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Lamongan Bobby Pudianto, mewakili Dinas Kesehatan dr. Abdul Wasi'an, PA-PSD Ahmad Zainuddin, TA, PDP, PDTI dan PLD se Kabupaten Lamongan.

PA-PSD Lamongan Ahmad Zainuddin dalam Sambutannya mengatakan rakor ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan pemutakhiran data dan pencacahan dalam Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Lamongan tahun 2019. Selain itu, melalui IDM kita dapat melihat perkembangan sebuah Desa dengan status yang disandang saat ini.

"Output dari pemutakhiran data ini intinya kita melakukan sebuah pendataan yang ada di Desa bahwa Desa tersebut terjadi sebuah perubahan apa tidak dari tahun tahun sebelumnya. Selain itu melihat status Desa apa saat ini masuk Desa sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, atau mandiri,"katanya.


Zainuddin menambahkan bahwa Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian Desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan Dana Desa serta Pendamping Desa.

“Klasifikasi status Desa berdasar Indeks Desa Membangun ini juga diarahkan untuk memperkuat upaya memfasilitasi dukungan kemajuan Desa menuju Desa Mandiri. Desa Berkembang, dan terutama Desa Maju, kemampuan mengelola Daya dalam ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi secara berkelanjutan akan membawanya menjadi Desa Mandiri,”ujarnya.

Lanjutnya, saya minta Pendamping Desa Dan Pendaping Lokal Desa untuk membantu pihak Desa dalam memfasilitasi dan Mendampingi kegiatan tersebut agar data yang diperoleh betul betul valid dan tidak mengada-ada, sehingga kita bisa memperoleh data IDM di tahun 2019 ini secara valid dan tidak ada rekayasa.

"diberharapkan setelah dilakukannya pemutakhiran data IDM nanti hasilnya bisa memuaskan. Sebab hal tersebut juga ada kaitannya dengan anggaran DD yang digelontorkan sedemikian besar terhadap Desa,"tambahnya.

Sementara itu dr. Abdul Wasi'an memberikan pengarahan mengenai Lamongan Bebas Stunting. Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah meluncurkan program percepatan pencegahan "Stunting" atau sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.

"pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), kemudian menuntaskan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 5 pilar, dan ditambah Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), "ujarnya.

Lanjutnya, Komitmen dalam program ini dituangkan dalam peraturan bupati, sehingga pada 2020 program sudah harus tuntas, tidak perlu menunggu 2024, seperti program nasional," katanya.

"angka prevalensi bayi stunting di Lamongan terus turun secara drastis, dari sebesar 25,2 persen pada 2016, menjadi 23 persen pada 2017, dan kembali turun menjadi 14,4 persen pada 2018,"tambahnya.

Abdul menambahkan, turunnya angka prevalensi di antaranya karena gencarnya sosialisasi Germas serta masifnya upaya mewujudkan STBM. Dan Lamongan juga memiliki Program Pedulu Gizi Balita (Pelita LA) yang membantu pemberian makanan tambahan untuk pemenuhan gizi balita maupun ibu hamil.

"Sementara Pemkab Lamongan sudah mencanangkan penuntasan STBM 5 pilar di 2019, dengan target tuntas di 2020, dan kami apresiasi," katanya.

Bobby Pudianto mewakili Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mengatakan, Pertumbuhan ekonomi masyarakat di perdesaan perlu terus dipacu dengan dukungan dari berbagai pihak.

"Pemerintah Kabupaten Lamongan sangat mengapresiasi upaya yang diinisiasi dan difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) bersama, "ujarnya.

Bobby menambahkan, Kabupaten Lamongan telah memiliki Bumdes di setiap desa yang dibiayai oleh anggaran Dana Desa (DD). Namun, beberapa Bumdes belum berjalan dan beroperasi seperti yang diharapkan secara maksimal.

Bumdes Paciran yang meraih predikat Harapan 1 di tingkat Jawa Timur, diharapkan dapat memicu Bumdes yang lain untuk segera beroperasi dengan baik. Dengan demikian, potensi yang ada di tiap desa yang berada di Kabupaten Lamongan dapat diolah secara optimal.

“Sehingga perekonomian masyarakat di perdesaan dapat sejahtera,”pungkasnya.



Acara ditutup dengan buka bersama dengan nasi khas lamongan "Boranan".

Reporter : Achmad Wafa Isvianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"