Karena diduga tidak ada keterbukaan dengan warganya sering menarget biaya untuk mengurus surat surat yaitu, Surat Tanah Akte KK KTP dan lain - lain namun tidak ada hasilnya dan malas hadir dalam kegiatan kemasyarakatan.
Nepotisme dan otoriter dalam pengambilan keputusan, lebih mementingkan keuntungan pribadi dengan mengabaikan aspirasi warganya.
Warga yang tergabung dalam massa aksi damai Forum Masyarakat Dusun Ngembes ( FORMAN ) yang kebanyakan para pemuda Dusun setempat melakukan unjuk rasa di Balai Dusun dengan membawa berbagai poster tuntutan.
Poster yang di bentangkan oleh massa berbunyi antara lain," wes ra kuat Pak Wo rakyatmu, Pemimpin bejat rakyat sekarat, kami butuh Perangkat bukan bangsat, ojo suwe suwe selak luwe."
Ketua Forum Masyarakat Dusun Ngembes ( FORMAN ) Menyampaikan," hari ini kami masyarakat Dusun Ngembes melakukan musyawarah yà ng intinya kami menuntut saudara Sutikno mengundurkan diri dari jabatannya. Karena masyarakat Dusun Ngembes sudah tidak mau di pimpin lagi sama beliau.
" Dengan alasan ketidakterbukaan saudara Sutikno terhadap warga, salah satu contoh penyimpangan yang di lakukan oleh Kepala Dusun tersebut dengan adanya proyek tembok penahan beton yang anggarannya dari Dana Desa.
Di situlah yang menjadi pertanyaan kami, Proyek belum selesei kok sebagian materialnya di bawa pulang, terus misalkan ada warga yang ingin mengajukan Surat Menyurat, contoh seperti pengajuan pembuatan KTP atau Akte itu di target untuk admistrasinya setelah nominalnya di bayar surat tersebut tak kunjung jadi," terangnya.
" Pada hal aturan dari Pemerintah itu sudah jelas semuanya. Kalo mau bikin surat apa pun itu gratis tidak di punggut biaya apa pun," jelasnya.
Reporter : Agus
Editor : Wafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar