Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Sabtu, 14 November 2020

PLN Dinilai Belum Manfaatkan Batu Bara Secara Maksimal, Komisi VII DPR : Ini yang Buat PLN Rugi Terus


Kutai Barat, SNN.com - PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum manfaatkan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Padahal Indonesia mampu memproduksi batu bara hingga ratusan juta ton per tahun. Sebagai penyedia listrik bagi masyarakat PLN dinilai masih bergantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber pembangkit listrik, sementara batu bara belum dimanfaatkan maskimal. Penilaian itu disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Daerah pemilihan Kalimantan Timur Ismail Thomas.

Menurutnya, harga BBM lebih mahal 4 kali lipat jika dibandingkan dengan batu bara, namun kondisi itu tidak pernah dibahas serius pemerintah dan PLN. Akibatnya perusahaan plat merah itu selalu merugi karena membengkaknya pengeluaran untuk BBM.

"Sumber batu bara cukup melimpah namun belum dikelola untuk kepentingan dalam negeri justru diekspor keluar negeri,"ucap  Thomas saat menggelar reses di Kabupaten Kutai Barat Kalimanatan Timur Jumat.(14/11/2020).


Atas kondisi itu mantan bupati Kubar ini sempat melakukan uji materi undang-undang pemerintah daerah pada 2014 dengan tujuan PLN diserahkan ke pemerintah daerah agar dikelola secara otonomi. Namun upaya itu ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya sangat setuju bahkan saya pernah Judicial review (di MK) supaya PLN itu otonom jangan sentralistik. Seharusnya PLN itu otonom dikelolah oleh pemda masing-masing. Jangan sentralisasi seperti ini, karena sentralisasi ya hampir rugi terus,”ujar Politisi PDI Perjuangan itu. 

“Coba kalau diserahkan ke daerah, untuk apa kita pakai yang lebih mahal. Sementara batu bara yang ada di Kutai Barat ini di ekspor ke Thailand, India sementara kita sendiri pakai yang lebih mahal”,sambungnya. 

Thomas sempat mempertanyakan hal itu saat rapat kerja dengan kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Senayan. 

“Di depan menteri saya ngomong begini, orang negara lain justru pakai energi batu bara dari kita yang lebih murah sedangkan kita pakai BBM. Memang susah negara kita ini mau bisa maju. Itukan aneh saya bilang”,tegas pria asal Kutai Barat ini.

Data statistik yang di kutip dari situs resmi PLN sesuai laporan pada juni 2020, PLN menyebut kapasitas terpasang pada akhir Desember 2019 mencapai 43.856,58 MW dengan jumlah unit pembangkit PLN (Holding dan Anak Perusahaan) 5.987 unit, dengan 30.368,23 MW (69,24%) berada di Jawa. 

Dari jumlah tersebut, 47,31% atau 20.750,50 MW di antaranya merupakan PLTU atau pembangkit listrik yang umumnya menggunakan energi primer batu bara.

Menyusul (PLTGU 10.708,76 MW (24,42%), PLTD 3.692,38 MW (8,42%), PLTMG 1.336,93 MW (3,05%). Kemudian PLTA 3.583,98 MW (8,17%), PLTG 3.188,90 MW (7,27%), PLTP 579,50 MW (1,32%).

Lalu PLT Surya dan PLT Bayu 15,62 MW (0,04%). 
Adapun total kapasitas terpasang nasional termasuk pembangkit sewa dan IPP adalah 62.832,70 MW.

Reporter : Johansyah
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"