Bantul, SNN.com - Peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan seringkali mengakibatkan endemis hama dan penyakit pada tanaman. Begitu juga dengan tanaman padi yang rentan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT tersebut bisa berupa hama maupun penyakit yang sering menyerang secara tiba-tiba. Untuk itu sebaiknya para petani melakukan tindakan preventif atau pencegahan sebelum OPT tersebut menyerang pertanamannya.
Berbeda dengan petani di Kelompok Tani "Sido Rukun" di Dusun Neco Desa Sabdodadi Bantul, bulak mereka terkena serangan hama penggerek batang padi yang menyerang tanaman padi berumur 50 HST seluas 5 Ha dengan luas ancaman 15 Ha. Petani berinisiatif untuk melakukan tindakan gerakan pengendalian (gerdal) OPT yang didanai dari APBD melalui DPPKP Bantul. Kegiatan tersebut juga disupport dari Desa Sabdodadi dan BPP Kec. Bantul.
Pelaksanaan gerdal dilakukan di Bulak Neco. Tim teknis dari dinas maupun penyuluh pertanian dari BPP Kec. Bantul dan petugas POPT terjun langsung untuk mendemonstrasikan pembuatan agensia hayati untuk penyemprotan tanaman yang terserang OPT. Rabu 25/ 11/ 2020.
"Kami menggunakan agensia hayati karena ramah lingkungan, tidak beracun dan bukan pestisida kimia." jelas petugas POPT, Jaka Mardaya.
.
Berbeda dengan pestisida kimia yang tidak ramah lingkungan dan berbahaya bagi manusia. Agensia hayati merupakan campuran bahan-bahan organik yang sudah difermentasikan dengan mikrobia menghasilkan nutrisi yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Campuran agensia hayati tersebut antara lain : tetes tebu, PGPR, Corine bacteria dan Beauveria bassiana.
Antusiasme petani dalam pelaksanaan gerdal ini cukup tinggi. Dari adonan tadi bisa dipergunakan 0.5 liter untuk campuran 14 liter air (1 tangki semprotan). Dalam 1 Ha bisa menggunakan 15 tangki. Mereka akan menyemprot tanamannya pada pagi hari sebelum jam 9 pagi atau setelah jam 3 sore sampai sebelum matahari terbenam.
Reporter : Rebianto
Editor : Mas Pay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar