Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA


Minggu, 15 Maret 2020

Akibat Pengerukan Warga, Jalan Utama Desa Wangel Nyaris Putus

Kepulauan Aru, SNN.com - Bertahun-tahun rusak karena diterjang ombak, ruas jalan utama menuju Desa Wangel, kecamatan Pulau-Pulau Aru tak kunjung di kerjakan. Alhasil, jalan utama tersebut nyaris putus.

Pantauan media ini pada Kamis (13/02), ruas jalan utama menuju desa Wangel yang mengalami kerusakan tersebut bukan hanya satu titik melainkan ada lima titik. Kerusakan tersebut tak kunjung di kerjakan oleh Pemerintah Daerah Kepulauan Aru. Padahal, sesuai penelusuran BeritaKota, dana yang digelontorkan untuk pembangunan talud miliaran rupiah, namun kualitas dari talud tersebut abal-abal. Alhasil, imbasnya lima titik pada ruas jalan tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah.

Parahnya lagi, kerusakan pada talud di bibir pantai jalan utama menuju desa Wangel tersebut, dipancang tiang kayu seperti pagar sebagai pelindung dari terjangan ombak sehingga tidak terjadi abrasi. Solusi rekanan (kontraktor) Pemda ini dinilai warga Kepulauan Aru sangat tak masuk akal. Pasalnya, pemda dinilai kehabisan akal dalam memanilisir kerusakan yang terjadi pada lima titik ruas jalan tersebut.

Selain itu, salah satu warga Kepulauan Aru kepada BeritaKota mengatakan, dampak dari abrasi dan mengakibatkan kerusakan parah  di lima titik ruas jalan utama tersebut lantaran kurangnya kesadaran masyarakat sekitar dalam menjaga laut serta pesisir pantai.

"Kan mereka (masyarakat sekitar) sendiri yang punya ulah merusak laut dan pantai di desa Wangel ini. Mereka kan yang mengambil pasir dan batu secara besar-besaran. Sehingga terjadi abrasi dan dampaknya jalan tersebut rusak parah. Mereka tidak bisa menjaganya. Jadi yang punya ulah ini. Ya mereka masyarakat sekitar", ungkap warga yang enggan namanya di korankan

Nah, lanjut dia, kebiasaan pengerukan buruk seperti ini, semestinya menjadi perhatian serius Pemda Kepulauan Aru. Pemda harus bersikap dalam memanilisir kebiasaan buruk masyarakat tersebut. Kalau Pemda diam, tidak mau bersikap, maka dia pastikan lima tahun sampai 10 tahun kedepan Kepulauan Aru akan terjadi abrasi besar-besaran. Dan tidak tutup kemungkinan, tambah dia, daratan antara tanjung lampu dan desa Wangel akan putus.

"Untuk itu, wakili saudara-saudara saya yang mendiami bumi Jargaria ini, kami sangat berharap pemda secepatnya turun tangan untuk mencari solusi menyelamatkan pulau Aru ini.
Pemda jangan diam begini terus, sebab dampaknya fatal bagi seluruh masyarakat Aru dan pulau Aru ini terkhususnya. Ya, harapan saya sih ada sangsi kepada siapa saja yang melakukan pengerukan pasir dan batu tersebut," pintanya

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Aru, Fredrik Hendrik, mengatakan tahun ini anggaran untuk perbaikan talud di pesisir pantau tanjung lampu hingga desa Wabgel sudah di anggarkan dan dalam waktu dekat sudah mulai dikerjakan.

"Anggarannya sudah ada, dan kini menunggu proses pelelangannya saja, selain itu untuk kondisi bulan ini hingga bulan depan tidak mungkin untuk lakukan pekerjaan, karena masih dalam cuaca ekstrim," ujar Hendrik kepada BeritaKota, kamis (13/2) di ruang kerjanya.

Pekerjaan tersebut, tambah Hendrik, akan dikerjakan dengan kontruksi cor beton luar baru di angkat dan diletakan pada lokasinya dan Kontruksi seperti akan lebih berkualitas jika dibandingkan dengan proses penyusunan batu.

"Untuk tahun ini kita mendapatkan anggaran sebesar Rp 6,8 Miliar dengan volume kerja sepanjang 200 meter. Kita harapkan dengan pekerjaan dengan kontruksi ini dapat menekan terjadinya abrasi nantinya," ungkapnya.

lebih lanjut Hendrik katakan, tahun depan akan di bangun peron pemecah ombak, sehingga menambah kekuatan menghadang ombak besar saat musim barat tiba (cuaca ekstrim). Selain itu, kita juga akan koordinasikan dengan OPD teknis lainnya, seperti PUPR dan kantor lingkungan hidup.

"Untuk PUPR sendiri, bila ada anggaran yang sama, maka diharapkan dapat melanjutkan atau sambung pekerjaan kita sebelumnya, sehingga secara bertahap lokasi tersebut dapat diamankan," tandasnya

Sementara kantor lingkungan hidup, diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan sosialisasi terhadap dampak yang diakibatkan penggalian golongan C (pasir) di sepanjang pantai tersebut, sehingga tidak lagi memicu terjadinya pengrusakan talud akibat abrasi.

"Kita harapkan adanya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaganya guna meningkatkan dan mengamankan areal sekitar maupun ekosistem dan kelestarian lingkungan atau alam di dalamnya," harapnya.

Reporter : Nus Yerusa
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"